Praktek Judi on-line pada sepakbola
Sepakbola pada sejatinya merupakan olahraga yang menuntut sportifitas dan kerjasama , dalam dunia sepak bola selalu ada yang kalah dan menang, namun apa jadinya apabila sepakbola dijadikan ajang taruhan. Itulah yang marak terjadi belakangan ini.
Amir ( sebut saja demikian ) telah menekuni dunia judi on-line ini selama beberapa bulan. Pada awalnya ia mengaku diajak teman untuk terjun ke dunia ini, lama -kelamaan ia pun menjadi ketagihan." Awalnya cuman taruhan langsung, tapi karena diajak teman saya coba peruntungan di dunia maya" demikian penuturannya. Jumlah taruhan bervariatif mulai ratusan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah.
Situs yang biasa Amir kunjungi adalah situs yang menyediakan tidak hanya taruhan khusus sepakbola namun juga judi on-line lain secara keseluruhan. ''Biasanya kita taruhan tebak skor dengan sistem yang berlaku tapi kadang-kadang juga taruhan jangka panjang, maksudnya siapa yang bakal juara di turnamen liga champions misalnya''. Saya mengikuti Amir menuju warnet tempat biasa ia bermain tidak disangka situ yang ia kunjungi ternyata memang benar ramai yang mengunjungi terlihat dari penjelasan pada situs itu sendiri dan juga benar bahwa bukan hanya taruhan bola tapi juga beberapa jenis judi on-line lainnya. Amir memasang taruhannya via akun yang telah dibuat sebelumnya dengan beberapa digit yang tercantum disana Ia mulai melakukan taruhannya. Setelah selesai ia menjelaskan bahwa ia pernah kalah beberapa juta dan bau menang beberapa kali, namun hal ini tidak menyurutkan niatnya untuk tetap melakukannya.'' habisnya gimana ya, kalau belom menang gede tuh penasaran''.
Praktek judi on-line seperti ini semakin berkembang di Indonesia apabila dibiarkan dapat merusak mental orang-orang yang telah terjerumus kedalamnya, memang sepertinya belum ada hukum yang menangani masalah seperti ini, hal yang paling tepat adalah dengan mengisi luang dengan aktivitas yang positif sebagai pertahanan terhadap diri sendiri. Sungguh ironis sepak bola yang menjunjung tinggi sportifitas malah digunakan sebagai sarana negatif oleh penggemarnya sendiri.
